Sabtu, 21 Desember 2013

 DAMPAK PRILAKU MENYIMPANG


Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Diri Sendiri/ Individu

Seseorang yang melakukan tindak penyimpangan oleh masyarakatakan dicap sebagai penyimpang (devian). Sebagai tolok ukur menyimpang atau tidaknya suatu perilaku ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Setiap tindakan yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat akan dianggap sebagai penyimpangan dan harus ditolak. Akibat tidak diterimanya/ditolak perilaku individu yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, maka berdampaklah bagi si individu tersebut hal-hal sebagai berikut:
a. Terkucil
Umumnya dialami oleh pelaku penyimpangan individual, antara lain pelaku penyalahgunaan narkoba, penyimpangan seksual, tindak kejahatan/kriminal. Pengucilan kepada pelaku penyimpangan dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan supaya pelaku penyimpangan menyadari kesalahannya dan tindak penyimpangannya tidak menulari anggota masyarakat yang lain. Pengucilan dalam berbagai bidang, antara lain: hukum, adat/budaya dan agama. Pengucilan secara hukum, melalui penjara, kurungan, dsb. Pengucilan melalui
agama, pada agama tertentu (contohnya: Katolik) ada hak-hak tertentu yang
tidak boleh diterima oleh si pelaku penyimpangan, misalnya tidak boleh
menerima sakramen tertentu bilamana seseorang melakukan tindakan
penyimpangan (berdosa).
b. Terganggunya perkembangan jiwa
Secara umum pelaku penyimpangan sosial akan tertekan secara psikologis karena ditolak oleh masyarakat. Baik penyimpangan ringan maupun penyimpangan berat akan berdampak pada terganggunya perkembangan mental atau jiwanya, terlebih-lebih pada penyimpangan yang memang diakibatkan dan yang mempunyai sasaran pada jaringan otaknya, misalnya
pada pelaku penyalahgunaan narkoba dan kelainan seksual.
c. Rasa bersalah
Sebagai manusia yang merupakan mahluk yang berakal budi, mustahil seorang pelaku tindak penyimpangan tidak pernah merasa malu, merasa bersalah bahkan merasa menyesal telah melanggar nilai-nilai dan norma masyarakatnya. Sekecil apapun rasa bersalah itu pasti akan muncul karena tindak penyimpangan tersebut telah merugikan orang lain, hilangnya harta benda bahkan nyawa.
2. Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Masyarakat/kelompok
Seorang pelaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan yang sama untuk bergaul bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan ‘teman’. Lama-kelamaan berkumpullah berbagai individu pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan kelompok, akhirnya bermuara kepada penentangan terhadap norma masyarakat. Dampak yang ditimbulkan selain terhadap individu juga terhadap kelompok/masyarakat.
Dampak apa saja yang muncul akibat adanya tindak penyimpangan terhadap kelompok masyarakat ? Marilah kita bahas satu persatu :
a. Kriminalitas
Tindak kejahatan, tindak kekerasan seorang kadangkala hasil penularan seorang individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat. Contoh: seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat, sehingga sekeluarnya dari penjara akan membentuk ‘kelompok penjahat’, sehingga dalam masyarakat muncullah
kriminalitas-kriminalitas baru.
b. Terganggunya keseimbangan sosial
Robert K. Merton mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang itu merupakan penyimpangan melalui struktur sosial. Karena masyarakat merupakan struktur sosial, maka tindak penyimpangan pasti akan berdampak terhadap masyarakat yang akan mengganggu keseimbangan sosialnya.
Contoh: pemberontakan, pecandu obat bius, gelandangan, pemabuk dsb.
c. Pudarnya nilai dan norma
Karena pelaku penyimpangan tidak mendapatkan sangsi yang tegas dan jelas, maka muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai eksesnya.
Contoh: karena pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang dianggap hal yang wajar disana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak percaya lagi pada nilai dan norma di Indonesia.
4.1.2. Rangkuman
1. Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Diri Sendiri/ Individu antara lain : terkucil, terganggunya perkembangan jiwa dan rasa bersalah.
2. Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Masyarakat/kelompok antara lain : kriminalitas, terganggunya keseimbangan sosial dan pudarnya nilai dan norma.
Kegiatan belajar 1 telah kita akhiri disini. Sebelum mengerjakan latihan/tugas, bacalah kembali materi pelajaran sekali lagi. Untuk lebih memahami dan memperkaya khasanah pengetahuan Anda tentang penyimpangan sosial, kerjakanlah tugas-tugas berikut ini:
4.1.3. Tugas Kegiatan 1
1. Kemukakan pendapatmu tentang dampak penyimpangan sosial bagi individu !
2. Kemukakan pendapatmu tentang dampak penyimpangan sosial bagi kelompok !
4.1.2. Uji Kompetensi 1
Pilihlah jawaban yang tepat !
1. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dinamakan:
a. Deviation
b. Anomie
c. Normatif
d. Abnormal
e. Brutalisme.
2. Contoh perilaku menyimpang primer adalah ….
a. korupsi pejabat pemerintah
b. penjarahan terhadap gudang beras
c. pengrusakan dan pembakaran dalam bentrok massa
d. pengendara mobil menabrak pejalan kaki karena mabuk
e. poligami dilakukan tanpa seizin istri pertama.
3. Akibat buruk yang dapat timbul dari perkelahian pelajar adalah ….
a. semakin ketatnya disiplin sekolah
b. pembatasan kegiatan ekstrakurikuler
c. terganggunya suasana belajar
d. terbatasnya kebebasan siswa
e. meningkatnya pengawasan guru.
4. Perilaku menyimpang yang termasuk tindak kriminal adalah ….
a. kumpul kebo, narkotik, pembunuhan
b. penganiayaan, kumpul kebo, korupsi
c. penipuan, pemerkosaan, penganiayaan
d. penipuan, kolusi, narkoba
e. korupsi, arogansi, eksentrik.
5. Berikut ini termasuk contoh dari penyimpangan sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna:
a. seorang yang tinggal di tempat pelacuran
b. anak perempuan yang suka berpakaian laki-laki
c. persaingan yang dilakukan di dalam suatu organisasi
d. minum minuman keras hingga mabuk di diskotik
e. penyelundup memberi uang pada petugas yang korup.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 1, yang ada dibelakang modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian jawaban rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi Kegiatan belajar 1.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda benar x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang anda capai :
90% – 100 % = baik sekali
80% – 89% = baik
70% – 79% = sedang
< 69% = kurang
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% keatas, anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan, masih dibawah 80% anda harus mengulangi Kegiatan belajar ini, terutama yang belum anda kuasai.
Nah… kegiatan belajar ke 2 telah Anda selesaikan. Selamat. Cobalah Anda baca sekali lagi. Dan bilamana ada yang Anda belum mengerti betul, catatlah lalu diskusikan dengan teman, atau bertanyalah kepada guru Anda. Selamat sekali lagi!
UPAYA MENGANTISIPASI DAN MENGATASI
PENYIMPANGAN SOSIAL
4.1.1. URAIAN MATERI
Upaya-upaya Mengantisipasi Penyimpangan Sosial
Antisipasi adalah usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang melaui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan terjadi. Jadi sebelum tindak penyimpangan terjadi atau akan terjadi seseorang telah siap dengan berbagai ‘perisai’ untuk menghadapinya.
Upaya mengantisipasi tersebut melalui antara lain :
a. Penanaman nilai dan norma yang kuat
Penanaman nilai dan norma pada seseorang individu melalui proses sosialisasi. Adapun tujuan proses sosialisasi antara lain sebagai berikut:
- pembentukan konsep diri
- pengembangan keterampilan
- pengendalian diri
- pelatihan komunikasi
- pembiasaan aturan.
Dengan melihat tujuan sosialisasi tersebut jelas ada penanaman nilai dan norma. Apabila tujuan sosialisasi tersebut terpenuhi pada seseorang individu dengan ideal, niscaya tindak penyimpangan tidak akan dilakukan oleh si individu tersebut.
b. Pelaksanaan Peraturan Yang Konsisten
Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah usaha mencegah adanya tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai sarana/alat penindak laku penyimpangan. Namun apabila peraturan-peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten justru akan dapat menimbulkan tindak
penyimpangan. Apa yang dimaksud dengan konsisten? Konsisten adalah: satu dan lainnya saling berhubungan dan tidak bertentangan atau apa yang disebut dengan ajeg.
c. Berkepribadian Kuat dan Teguh
Apa yang dimaksud dengan Kepribadian? Menurut Theodore M. Newcomb kepribadian adalah: Kebiasaan, sikap-sikap dan lain-lain, sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Seseorang disebut berkepribadian, apabila seseorang tersebut siap memberi jawaban dan tanggapan (positif) atas suatu keadaan. Apabila
seseorang berkepribadian teguh ia akan mempunyai sikap yang melatarbelakangi semua tindakannya. Dengan demikian ia akan mempunyai pola pikir, pola perilaku, pola interaksi yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya.
Upaya-upaya Mengatasi Penyimpangan Sosial
Sebelum kita menemui penyimpangan sosial terjadi dalam masyarakat, secara pribadi individu hendaklah sudah berupaya mengantisipasinya. Namun, apabila penyimpangan sosial terjadi juga, kita masing-masing berusaha untuk mengatasinya.
Langkah-langkah apa yang dapat kita lakukan ?
a. Sanksi yang tegas
Apa itu sanksi? Sanksi yaitu persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan adalah sanksi positif, sedangkan penolakan adalah sanksi negatif yang mencakup pemulihan keadaan, pemenuhan keadaan dan hukuman. Sanksi diperlukan untuk menjamin tercapainya tujuan dan dipatuhinya norma-norma. Pada pelaku penyimpangan sudah selayaknya mendapatkan sanksi yang tegas, yang berupa hukuman yang tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku demi pemulihan keadaan masyarakat untuk tertib dan teratur kembali.
b. Penyuluhan-penyuluhan
Melalui jalur penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi dapat disampaikan kepada masyarakat penyadaran kembali pelaksanaan nilai, norma dan peraturan yang berlaku. Kepada pelaku penyimpangan sosial kesadaran kembali untuk berlaku sesuai dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku yang telah dilanggarnya, harus melalui penyuluhan secara terus menerus dan berkesinambungan. Terlebih-lebih pada pelaku tindak kejahatan/ kriminal. Peran lembaga-lembaga agama, kepolisian, pengadilan, Lembaga Permasyarakatan (LP) sangat diharapkan untuk mengadakan penyuluhan-penyuluhan tersebut.
c. Rehabilitasi sosial
Untuk mengembalikan peranan dan status pelaku penyimpangan ke dalam masyarakat kembali seperti keadaan sebelum penyimpangan terjadi, itulah yang dimaksud dengan Rehabilitasi. Panti-panti rehabilitasi sosial sangat dibutuhkan untuk pelaku penyimpangan tertentu, misalnya Panti Rehabilitasi Anak Nakal, Pecandu Narkoba, Wanita Tuna Susila dsb.
Sikap Yang Cocok Dalam Menghadapi Penyimpangan Sosial
Dalam menghadapi baik sebelum maupun sesudah terjadinya penyimpangan sosial kita perlu bersikap. Sikap-sikap apa saja yang dapat kita perbuat ?
a. Tidak mudah terpengaruh
Masih ingat dengan kepribadian? Asal kita punya kepribadian yang kuat dan teguh niscaya kita tidak mudah atau gampang terpengaruh pada hal-hal yang tidak baik atau menyimpang. Seandainya setiap insan/individu masing-masing mempunyai kepribadian yang matang, maka pengaruh buruk tidak akan bisa membuatnya berperilaku menyimpang, dunia ini akan damai, tenang dan tentram. Semoga!
b. Berpikir positif (Positive Thinking)
Segala sesuatu yang kita pikirkan hendaknya mengenai hal-hal yang baik-baik saja (positif). Dengan berpikir positif maka kita akan berperilaku dan berbuat hal yang positif pula. Penyimpangan sosial tidak akan muncul dari individu-individu yang berpikir positif (positive thinking). Kepada pelaku tindak
penyimpangan kita juga harus mampu menunjukkan sikap positive thinking, sehingga pelaku penyimpangan tersebut akan mampu dan mau meneladani kita, yang pada akhirnya dia akan tidak lagi berperilaku menyimpang.
c. Mengurangi Arogansi dan Sikap Eksentrik
Tanpa adanya kesombongan dan menonjolkan sifat unik/eksentrik kita, maka tindakan/pelaku penyimpangan tidak akan muncul. Kenapa? Karena apabila kita memiliki dua sikap tersebut akan menimbulkan tindakan penyimpangan serta pelaku penyimpang yang lain akan merasa dirinya tersaingi sehingga ia akan berbuat lagi penyimpangan demi penyimpangan.
Pemahaman usaha mengantisipasi dan mengatasi penyimpangan sosial telah berakhir. Kami harap Anda sudah mengerti dan paham betul. Guna lebih memperdalam pemahaman Anda, marilah kita cari contoh-contoh konkritnya, dari masing-masing upaya mengantisipasi dan mengatasi penyimpangan sosial dari dalam tabel berikut ini sebelum Anda mengerjakan tugas-tugas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar