KEJIWAAN MANUSIA
Untuk
memahami Jenis
Gangguan Kejiwaan Pada Manusia maka perlu di pahami definisi
kesehatan jiwa. Menurut situs www.dinkes-dki.go.id, kesehatan jiwa adalah
perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Definisi
kesehatan jiwa tersebut sangat ideal sehingga jika definisi tersebut dijadikan
patokan maka banyak dari kita yang masuk dalam kondisi tidak sehat secara
kejiwaan. Mengapa? Bukankah jika kita memiliki sifat iri hati maka kita sudah
masuk dalam kondisi tidak sehat.
Banyak
gangguan kejiwaan yang muncul pada kehidupan manusia diawali oleh rendahnya
kecerdasan emosi karena tidak mampu mengendalikan dorongan emosionalnya,
membebani jiwa dengan pikiran, perasaan dan perbuatan yang terus menerus
mengganggu kesehatan jiwa dan raga. Walaupun demikian ada beberapa gangguan
kejiwaan karena factor organis.
Gangguan
jiwa juga dapat diartikan sebagai adanya kondisi atau situasi kejiwaan
yang negatif, menyebabkan perilaku, pikiran, dan perasaannya tidak sesuai
dengan lingkungannya.
Situasi
Stres
Menurut
Sutardjo A Wiramihardja, kondisi kejiwaan itu bisa saja berupa situasi
stres. Stres itu sangat bervariasi. Yang menimbulkan gangguan
disebut distress, sedangkan yang menggembirakan disebut eustress,
dan yang tidak menimbulkan apa-apa atau netral disebut neustress.
Ada banyak sumber stres, frustrasi, konflik, pressure, perubahan, dan
keterbukaan. Frustrasi adalah suatu momen di mana individu
mengalami suatu situasi tidak dapat lepas dari keadaan terhambat mencapai apa
yang diinginkannya. Konflik, juga suatu momen di mana individu tidak dapat
memilih opsi yang mungkin. Pressure juga suatu momen saat seseorang merasa
terpaksa melakukan sesuatu yang tidak ingin ia lakukan. Perubahan adalah
pergantian situasi atau kondisi yang tidak dapat ia tolerir, baik karena
terlalu besar maupun terlalu cepat. Keterbukaan adalah suatu momen ketika
seseorang tidak dapat menentukan apa, tempat, atau saat sesuatu dinyatakan/diekspresikan/didemonstrasikan
serta apa, kapan, dan di mana sesuatu seharusnya tidak dinyatakan/dianggap
pribadi (privacy).
Diingatkan
juga oleh Sutardjo A Wiramiharja bahwa stres ringan tidak menimbulkan
masalah dan pengaruh; yang bertaraf sedang bahkan dapat meningkatkan kualitas
individu. Yang mendatangkan gangguan adalah stres yang berlebihan. Berat,
ringan, atau sedang merupakan ukuran subjektif. Kemampuan yang dimiliki disebut
stress tolerance. Jadi, seseorang yang mengalami stres adalah mereka yang toleransi
terhadap stresnya lebih kecil daripada besarnya stres yang dirasakan/dihayati.
Klasifikasi
Gangguan Kejiwaan
Pedoman
Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) menyusun klasifikasi gangguan
kejiwaan sebagai berikut:
- Gangguan psikomatik (contoh: schizophrenia)
- Gangguan cemas (contoh:panic attack, phobia)
- Gangguan mood (contoh:bipolar mood, depression)
- Gangguan amnestic (contoh: amnesia)
- Gangguan dissosiatif (contoh: multiple personality)
- Gangguan somatisasi (contoh : hipokondria, pain, conversion)
- Gangguan tidur (contoh: insomnia, mimpi buruk)
- Gangguan makan (contoh: obesitas, anorexia, nervosa, bulimia)
- Gangguan seksual (contoh : premature ejaculation, dysparenia, vaginismus)
- Gangguan impuls (contoh : kleptomania, pyromania)
- Gangguan kepribadian (contoh: eksploitative, paranoia)
- Gangguan ketergantungan zat (contoh : alcohol addict, heroin addict)
- Gangguan factitious (contoh: munchausen)
- Gangguan penyesuaian diri (contoh: adjustment disorder)
Dengan
meningkakkan kecerdasan emosi, diharapkan manusia mampu mencegah, menghindari
atau meminimalkan dari jenis-jenis gangguan kejiwaan tersebut sehingga mampu
menjalani kehidupan dengan baik dan mampu mengambil pilihan-pilihan hidup yang
bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar